Kamis, 23 Desember 2010

belajar bahasa jepang

地球 (chikyuu): bumi
温暖 (ondan): hangat
化 (-ka): proses menjadi -
地球温暖化 (chikyuu ondanka): pemanasan global
暑い (atsui): panas
みんな (minna): semua
一緒 (issho): bersama
守る (mamoru): melindungi
助ける (tasukeru): menyelamatkan
緑 (midori): hijau
エアコン (eakon): AC (air conditioner)
大変だ taihen da
地球があつく chikyuu ga atsuku
なってるぞ natteru zo

Gawat!
Bumi ini
Semakin memanas

Kita bisa melihat bahwa salah satu teknik yang umum dalam memenuhi jumlah moranya adalah dengan menambahkan akhiran-akhiran seperti da dan zo. Di percakapan biasa akhiran da dan terlebih lagi zo lebih umum digunakan oleh laki-laki.

温暖化 ondanka
みんなで一緒に minna de issho ni
くいとめよう kuitomeyou

Pemanasan global
Mari semua bersama
Menghentikannya

Sebetulnya ini agak keluar dari aturannya karena jumlah moranya 5-8-6. Kasus seperti ini disebut jiamari (字余り) yang artinya kebanyakan huruf. Senryu jiamari secara umum masih diterima, tapi tentu saja jangan banyak-banyak lebihnya :) .

Mungkin dari sini kita bisa melihat suatu filosofi yang menarik. Pada senryu memang ada suatu aturan, namun yang lebih dipentingkan adalah pengekspresian idenya. Jadi dengan kata lain aturan tersebut sebetulnya sifatnya samar, karena pada dasarnya tujuan utama dari karya sastra adalah ide yang ingin disampaikan. Konsep jiamari juga ada di haiku dan jenis puisi lainnya.
Sudou Maasa (Berryz Koubou)

気付いてる? kizuiteru?
地球がだんだん chikyuu ga dandan
こわれてる kowareteru

Sadarkah?
Bumi ini perlahan-lahan
Menjadi rusak

Di sini kita bisa melihat bahwa untuk membuat pertanyaan dalam gaya bahasa santai, cukup dengan menggunakan intonasi dan tidak perlu partikel apapun. Dengan gaya bahasa sopan, pertanyaan di baris pertama umumnya menggunakan partikel tanya ka sehingga menjadi “kizuite imasu ka?”

Perhatikan bahwa di sini juga terdapat jiamari dengan jumlah mora 5-8-5.
Sugaya Risako (Berryz Koubou)

私ん家 watashin chi
夏でもつけない natsu de mo tsukenai
エアコンは eakon wa

Di rumahku
Walaupun musim panas
Tidak menyalakan AC

Di sini singkatan yang menarik adalah watashin chi yang berasal dari watashi no uchi. Saya juga pernah menemui obaachan chi yang tentu saja maksudnya obaachan no uchi (rumah nenek).

Kita juga menjumpai verba ampuh tsukeru. Arti dasarnya adalah “menempelkan” atau “memasangkan”, misalnya iyaringu o tsukeru (memasang anting). Namun jika objeknya adalah benda elektronik, artinya menjadi “menyalakan”.


地球から chikyuu kara
緑は絶対 midori wa zettai
無くさない nakusanai

Pastikan jangan sampai
Kita menghilangkan warna hijau
dari bumi ini

Verba nakusu (menghilangkan) di sini asalnya sangat erat dengan adjektiva nai (tidak ada). Dia berasal dari naku suru (membuat sesuatu menjadi tidak ada) yang polanya sama persis seperti ookiku suru (membuat sesuatu menjadi besar) dan yasuku suru (membuat sesuatu menjadi murah). su pada nakusu hanyalah bentuk sastra dari suru.

泣いている naite iru
地球を救おう chikyuu o sukuou
私たち watashi-tachi

Mari kita
Selamatkan
Bumi yang menangis ini

Perhatikan bahwa naite iru pada baris pertama tidaklah merupakan kalimat penuh, tapi berlanjut memodifikasi chikyuu pada baris kedua. Dengan kata lain, kalimat utuhnya adalah naite iru chikyuu o sukuou. Batas baris semu ini adalah ini hal yang sangat umum di puisi maupun lagu, jadi kita harus pintar-pintar mengetahui di mana kalimatnya sebetulnya selesai.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar