Seorang istri pelaut, yang masih harus terus belajar tentang banyak hal, agar bisa menjadi istri yang baik, taat kepada suami dan bisa jadi ibu yang baik untuk anak-anakku.
Label
- bahasa inggris (5)
- bahasa jepang (34)
- Bahasa korea (4)
- cerita (5)
- islam (10)
- kaos (6)
- komik (8)
- pengumuman (17)
- soal-soal tes cpns (2)
- teka-teki (1)
- vidio music (3)
Minggu, 28 Juni 2015
Catatan Ramadhan hari ke - 11
Catatan Ramadhan hari ke - 11
Tak terasa telah menginjak di hari ke - 11 di Ramadhan Tahun 1436 H kali ini dan tak terasa pula sudah lama sekali rumah ini aku tinggalkan begitu saja tanpa di sapu, tanpa diberesin,,,,hmmmm sungguh terlalu.
Ada sedikit yang ini kubagi di rumah yang lama telah kutinggalkan ini.
Hari ini hari Minggu, dan seperti biasa hari sabtu minggu itu aku libur kerja, tadi sekitar pukul 3 sore ba'da sholat ashar maunya nyuciin sepeda motor tapi ternyata malah sepedaku melaju ke toko buku, yaa sudah akhirnya ke toko buku, dan ndak tau juga mau nyari buku apa, yang jelas maghrib waktunya berbuka puasa masih lama, tiba-tiba saja mataku tertarik pada sebuah buku yang berjudulnya "Follow Your Heart" karya Andrew Matthews, ndak sengaja tanganku sudah membuka lembaran buku tersebut di awal bab keempat,ada kalimat indah disitu yang berbunyi kurang lebih "Ketika Anda mengejar segala hal, mereka melarikan diri. Ini berlaku bagi hewan, kekasih, bahkan uang!" Hal yang menarik, ketika kita terlalu berambisi untuk memiliki sesuatu, mereka justru sulit sekali untuk kita raih. Saya percaya bahwa ini bukan fakta yang terjadi 100 % pada kehidupan, hanya saja ini sebuah kesimpulan yang ditarik oleh penulis terhadap banyaknya peristiwa yang terjadi dalam kehidupan pribadinya serta orang lain yang diamatinya.
Aku pernah pada situasi ini. Aku baru saja lulus kuliah. Lantas aku mengirimkan surat lamaran ke perusahaan A, B, C, dan seterusnya. Aku ingin sekali segera bekerja. Setiap hari aku tak mau jauh dari HP sedetik pun. Bahkan ke kamar mandipun aku bawa HP. Aku sangat menunggu panggilan test dari HRD perusahaan.
Apa yang terjadi? Tiba-tiba saja hari itu banyak pesan dan panggilan yang masuk. Dari siapa? Biasa dari kawan, saudara, bahkan dari operator seluler. Bukan dari orang yang sangat aku tunggu-tunggu.
Setelah berhari-hari aku menunggu tapi tidak ada kabar apapun, akhirnya aku menyerah dan pasrah, "Ya udah lah, mungkin masih belum rezeki." Setelah itu apa yang terjadi? Tiba-tiba saja banyak sekali panggilan test kerja yang masuk ke anda.
Mungkin ada yang sudah nikah bertahun-tahun tapi belum juga dikaruniai anak. Tiap bulan nangis karena sangat mendambakan kehadiran buah hati. Apa yg terjadi? Sang istri tak kunjubg hamil.
Akhirnya pasrah, "Kalau Allah berkehendak, siapa yang bisa nolak". Tak lama, buah hati itu pun dikaruniakan oleh-Nya.
adalagi banyak yang mengejar uang, bekerja keras siang malam untuk mengumpulkan sebanyak mungkin penghasilan, hingga mengabaikan karunia Allah yang lain: keluarga, persahabatan, kesehatan, waktu luang, bahkan lupa kewajiban ibadah kepada-Nya.
Padahal ketika kita bekerja dengan tenang, diniatkan pekerjaan itu untuk menebar manfaat, lalu menjaga hubungan baik dengan sahabat, keluarga, dan orang-orang sekitar. Kemudian tiap saat kita tak pernah mengabaikan kewajiban kita, sholat, puasa, zakat. Tiap pagi kita bersyukur atas karunia Allah berupa kesehatan. Kita melakukan itu semua tidak begitu berambisi untuk memburu uang. Apa yang lantas terjadi? Uang begitu mudah hadir dalam hidup anda, seolah uang yang terus mendekat ke anda.
Apa hikmah yang bisa kita petik?
Ya, fenomena di atas mungkin sering kita lihat, bahkan sering juga kita rasakan sendiri. Dari sana kita bisa belajar, bahwa kita diperkenankan untuk bermimpi, tapi jangan terlalu berambisi. Kita diperbolehkan berharap pada Tuhan, tapi jangan memaksa Tuhan untuk mengabulkan keinginan kita. Kita disarankan untuk memiliki tekad yang tinggi, tapi jangan lantas mengejar sesuatu hingga mengabaikan hal-hal penting lainnya.
Percayalah bahwa dalam hidup, ada perintah bertawakkal. Itu mengajarkan pada kita, bahwa sebenarnya sekuat apapun kita menginginkan sesuatu, sehebat apapun usaha kita untuk mengejarnya, setekun apapun kerja keras kita untuk meraih suatu hal, sebenarnya bukan kita penentu berhasil tidaknya. Tetap Allah-lah penentu segalanya. Ketika kita berikhtiar semampu kita, lantas memasrahkan segalanya kepada Allah, justru saat itulah Allah mencukupi yang kita harapkan.
"..Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya." (Q.S Ath-Thalaaq: 3)
Langganan:
Postingan (Atom)