Kamis, 24 Februari 2011

larangan menambahkan nama suami di belakang nama seorang muslimah setelah menikah

Segala puji bagi Allah shalawat serta salam semoga tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad kepada para keluarganya sahabatnya dan yang mengikuti mereka dengan baik hingga hari kiamat. Amma ba'du:

Penisbatan istri kepada nama suaminya merupakan hal yang belum dikenal dizaman para salasus shalih dahulu, namun baru dikenal dizaman ketika kaum muslimin mulai berinteraksi dengan budaya barat yang memang tidak memiliki jati diri.

Dalam ajaran Islam seorang istri tidak boleh menambahkan nama suaminya atau nama keluarga suaminya yang terakhir setelah namanya sebagaimana banyak terjadi kepada non-muslim berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari (3508) bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:


لَيْسَ مِنْ رَجُلٍ ادَّعَى لِغَيْرِ أَبِيهِ وَهُوَ يَعْلَمُهُ إِلَّا كَفَرَ ، وَمَنْ ادَّعَى قَوْمًا لَيْسَ لَهُ فِيهِمْ – أي نسب - فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنْ النَّارِ

Artinya: (tidaklah seseorang mendakwakan kepada selain ayahnya sedangkan dia mengetahuinya kecuali dia telah kafir, barangsiapa yang mendakwakan kepada suatu kaum sedangkan dia tidak memiliki nasab dari mereka, maka hendaklah dia memesan tempatnya dalam neraka).


وقال صلى الله عليه وسلم : ( مَنْ انْتَسَبَ إِلَى غَيْرِ أَبِيهِ .. فَعَلَيْهِ لَعْنَةُ اللَّهِ وَالْمَلائِكَةِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ ) رواه ابن ماجة (2599) وصححه الألباني في صحيح الجامع (6104

Dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: (Barangsiapa yang menisbatkan dirinya kepada selain ayahnya, maka baginya laknat Allah, para malaikat dan manusia seluruhnya) HR Ibnu Majah(2599) dan dishahihkan oleh Syeikh Al-Albani dalam Shahihul Jami’ (6104).

Dalam dua hadits diatas ada ancaman keras bagi yang mengganti nama ayahnya atau keluarganya dan menisbatkan dirinya kepada keluarga atau kaum yang bukan asalnya.

Disamping itu perbuatan ini juga merupakan tasyabuh (menyerupai) orang-orang kafir, karena tradisi yang tercela ini tidak pernah dikenal kecuali dari mereka, dan dari merekalah sebagian kaum muslimin yang awam mengadopsinya.

Dalam perbuatan itu juga ada unsur pengingkaran seorang wanita kepada keluarganya dimana hal itu bertentangan dengan sifat kebajikan, ihsan dan akhlak yang mulia.

Sesungguhnya sangat banyak pengaruh dari tasyabuh dengan orang-orang barat dalam hal pemberian nama, diantaranya yang banyak terjadi sekarang ini yaitu dengan menghapus antara namanya dan bapaknya sebutan bin atau binti, yang dahulu sebabnya adalah karena sebagian keluarga mengangkat sebagian orang menjadi anak angkat, sehingga mereka menambahkan nama mereka dibelakangnya, maka jadilah mereka (fulan fulan), yaitu untuk membedakan anak kandung mereka yang dipanggil (fulan bin fulan), kemudian pada abad 14 H mereka mulai menghapus sebutan bin atau binti dari anak kandung mereka dimana hal itu merupakan perkara yang diingkari baik secara bahasa, adat maupun syar’ie.

Diantara pengaruh lain dari penisbatan istri kepada nama suaminya karena aslinya: bahwa seorang wanita haruslah dipanggil (fulanah binti fulan), bukan (fulanah istri fulan) meskipun kita tahu bahwa suami memiliki kedudukan sangat tinggi bagi istrinya, bahkan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam mengatakan seandainya sujud kepada manusia diperbolehkan niscaya seorang istri diperintahkan untuk sujud kepada suaminya.

Dalam hal ini Allah Ta’alaa berfirman:


{ ادعوهم لآبائهم هو أقسط عند الله } [ الأحزاب:5]

Artinya: (panggilah mereka kepada bapak-bapak mereka itu lebih adil disisi Allah) [QS Al-Ahzab:5].

Perintah ini tidak hanya berlaku di dunia tetapi juga di akhirat sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam:


قال النبي صلى الله عليه وسلم " إن الغادر يرفع له لواء يوم القيامة ، يقال هذه غدرة فلان بن فلان " . رواه البخاري (5709) ، ومسلم (3265).

“Sesungguhnya pengkhianat akan dikibarkan untuknya bendera pada hari kiamat, lalu dikatakan inilah pengkhianatan fulan bin fulan” HR Imam Bukhari (5709) dan Muslim (3265).

Syeikh Bakr Abu Zaid hafidhohullah berkata: ini termasuk rahasia dalam syariat, karena penisbatan kepada bapak lebih kuat untuk dikenal, dan lebih dalam untuk dibedakan, karena bapak adalah yang memiliki hak kepemimpinan atas anaknya dan ibu anaknya di rumah dan di luar. Oleh karena itu bapak muncul dalam perkumpulan dan pasar-pasar, dan dia rela menempuh bahaya dalam safarnya untuk mendapatkan rizki yang halal dan berusaha demi kebaikan dan kelancaran urusan mereka, maka sangat pantas untuk menisbatkan anak kepadanya bukan kepada ibu-ibu mereka yang diperintahkan oleh Allah Ta’alaa dalam firman-Nya (Dan diamlah kalian dalam rumah kalian) [QS Al-ahzab:33]. Lihat kitab Tasmiyatul Maulud: 30.

Oleh karena itu: karena tidak adanya hubungan nasab antara suami dan istri maka bagaimana bisa ditambahkan kepada nasabnya, kemudian barangkali suatu saat dia dicerai, atau suaminya mati, lalu menikah dengan pria lain, maka apakah penisbatan kepada suaminya akan senantiasa berubah ketika dia hidup dengan pria lain ?

Ditambah lagi bahwa penisbatan kepada ayahnya berkaitan dengan hukum-hukum warisan, nafkah, kemahraman dan lain-kain maka penisbatannya kepada suaminya akan merusak semua itu.

Kemudian ketika suami menisbatkan dirinya kepada bapaknya lalu apa kaitan istri dinisbatkan kepada bapak mertuanya ? Tentu ini adalah sesuatu yang menyimpang dari akal sehat dan kenyataan.

Tidak kita temukan dalam sunah Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam yang menunjukkan bahwa istri dinisbatkan kepada suaminya, bahkan ini merupakan perkara baru yang tidak ditetapkan oleh syariat Islam, karena para istri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam yaitu para ibu kaum mukminin menikah dengan manusia yang paling mulia nasabnya namun tidak seorang dari mereka yang dinisbatkan kepada nama beliau shallallahu ‘alaihi wasallam, bahkan mereka semua masih dinisbatkan kepada ayah mereka meskipun kafir, demikian pula para istri sahabat radhiallahu anhum dan yang datang setelah mereka tidak pernah mengganti nasab mereka.

Kesimpulannya kita sebagai muslim yang memiliki jati diri, yang taat kepada Allah Ta’alaa dan mencontoh Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam hendaklah menghindari hal-hal seperti ini karena adanya larangan tasyabuh dengan mereka apalagi biasanya hal itu hanya ditujukan untuk mencari sensasi.

Sabtu, 12 Februari 2011

Kimi wa Tomodachi - Hirai Ken (me singing)



Lagu Ken Hirai yang judulnya キミは友達 (kimi wa tomodachi) (you’re a friend)ini mirip kaya' acapela...
Lyrics & music: Ken Hirai
Ini dia lirik dan terjemahannya ... gomen klo romanji dan terjemahannya kurang pas coz nihongoq msh amatir.
kimi ga waratta boku mo tsurarete waratta
utsushikagami mitai da kimi wa boku no tomodachi
kimi ga okotta boku mo makezu ni okotta
kodomo no kenka mitai da kimi wa boku no tomodachi
(You laughed & I joined in the laughter too
Like reflections in the mirror, you’re my friend
You were mad, I also got mad without giving up
It seems like a kids’ fight, you’re my friend)
boku ga sabishii toki wa ato sukoshi tsukiatte
umaku hanashi wo kiite kurenai ka
kimi no koe dake ga kokoro wo karuku suru
tada aidzuchi wo utte kureru dake de
(When I’m lonely, keep me company a little longer
Won’t you listen closely to what I say?
Only your voice eases my soul
just by making sounds that you’re listening)
hanarete itemo zutto
(whenever you feel alone)
mune no naka ni iru yo
(Even if we’re apart, you’ll always
be in my heart)
kimi ga naiteta boku mo nakisou ni natta
dakedo koraete waratta genki dase yo to waratta
(You were crying, I also seemed to be crying
But stifled my laughter; "Cheer up," I laughed)
kimi ga sabishii toki wa itsu datte tondeku yo
umaku kotoba kamitsukaranai keredo
boku no koe ga kimi no kokoro wo iyasu nara
tada aidzuchi wo utsu dake demo ii kai?
(When you’re lonely, I’ll go quickly to you at any time
I won’t snap at your words, but
If my voice heals your heart,
Is it ok even if I just make sounds that indicate that I’m listening?)
(that’s what friends are for
always be your side)
sabishii toki wa ato sukoshi tsukiatte
umaku hanashi wo kiite kurenai ka
kimi no koe dake ga kokoro wo karuku suru
tada aidzuchi wo utte kureru dake de
(When it’s lonely, keep me company a little longer
Won’t you listen closely to what I say?
Only your voice eases my soul
just by making sounds that you’re listening)
kimi ga inai to boku wa hontou ni komaru
tsumari sou iu koto da kimi wa boku no tomodachi
(When you’re not here, I’m really in a bind
It’s something that I’m choked up to say: you’re my friend)

Jumat, 11 Februari 2011

SEAMO MOTHER 【MUSIC VIDEO】



lagu yang maknanya dalam banget.
lirik dan terjemahannya :

Hi Mother, Haikei, genki ni shitemasuka?
Saikin renraku shinakute gomen Boku wa nantoka yattemasu...

Chiisana karada ni chiisana te Shiraga mo majiri Marukunatte
Shikashi boku ni wa Nani yori mo ookikute Dare yori mo tsuyokute
Sasaete kureta kono ai Dakara kodomo ni mo tsutaetai

Chikaku ni iru to iradatsu kuse ni Tooku ni iru to sabishiku kanji
Anata wa sonna sonzai Donna mondai mo Mi wo kezutte kaiketsu suru
Soshite Boku no shitteru dare yori mo Ichi-ban gamandzuyoku TAFU desu
Itsumo massaki ni ki ni suru Jibun janaku boku no karada de

Suiji sentaku Souji ni ikuji Amatta jikan sara ni shigoto shi
Ichi-ban hikui basho ni aru mono shika MotomenakattanoAnata yo
Atarimae sugi wakaranakatta Hitori de kurashi hajimete wakatta
Anata no sugosa Taihensa Sore wo omoeba Kyou mo boku ganbareru sa

"Ashita asa shichi-ji ni okoshite" to itte
Anata jikan doori ni okoshite kurete
Shikashi Rifujin na boku wa
Neboke nagara ni iu kotoba wa "Urusee!"
Konna kurikaeshi no RUUTIN Iyana kao hitotsu sezu ni
Anata Mainichi okoshite kureta
Donna mezamashi yori atatakaku seikaku datta

Sore de mo aru hi Gakkou wo ZURUyasumi "Ikitakunai" to ii
FUton kara ichido mo denu boku mae ni Kao wo ryoute de ooikakushi
Oogoe agete naita Boku mo kanashikute naita
Sono toki boku wa "Nante baka na koto wo shitan da" to jibun semeta

Chiisana karada ni chiisana te Shiraga mo majiri Marukunatte
Shikashi boku ni wa Nani yori mo ookikute Dare yori mo tsuyokute
Sasaete kureta kono ai Kanshashitemasu My Mother

Kodomo ni sakidattareru hodo Tsurai koto nante Kono yo ni nai no dakara
Tatta ichi-byou de mo Anata yori nagaku ikiru koto Kore dake wa mamoru
Kore dake wa...

Anata no kodomo de yokatta Anata ga boku no haha de yokatta
Itsu made mo kawaranai Zutto zutto kawaranai
Boku wa anata no ikiutsushi dakara...

Zutto boku no haha de ite Zutto genki de ite
Anata ni wa mada shigoto ga aru kara Boku no oyakoukou uketoru shigoto ga...

Hi Mother, Dear Mother, how are you doing?
Sorry I haven’t called recently, I’m getting by okay…

Your body is small and so are your hands
White hairs are mixed in and you’ve grown more genial
But to me you’re still bigger than anything, stronger than anyone
I want to tell my kids about this love that supported me

Even though I grow impatient when I’m near you
When you’re far away from me I grow lonely
That’s who you are to me, you can cut through any problem and solve it
And you have the most patience and toughness of anyone I know
You would always be concerned over my well-being before your own

Cooking, doing the laundry, cleaning, raising a child
You even worked during your free time
You would only require things from the lowest places
I didn’t understand even though it was so obvious
It wasn’t until I started living by myself that I understood
Whenever I think of how much you’ve accomplished
And how hard it must have been, I feel like I can try my best today


I’d say, “Wake me up at seven a.m.”
And you would wake me up right on time
But I would be unfair to you
And say the words “shut up” while I was still half-asleep
This was the daily routine
You never made one tired face
And woke me up every day
Warmer and more accurately than any alarm clock

But then one day I skipped school and said, “I don’t wanna go”
I wouldn’t leave my futon and you stood in front of me
Hid your face with both hands and cried loudly
I also felt sad and cried
At that time I blamed myself wondering, “How could I be so stupid?”

Your body is small and so are your hands
White hairs are mixed in and you’ve grown more genial
But to me you’re still bigger than anything, stronger than anyone
I give you thanks for this love that supported me, my mother

I know there’s nothing more painful in the world
Than a parent burying their child
So I’ll make sure it never happens
Even if I only live one second longer than you
I’ll make sure of it…

I’m glad I’m your child
I’m glad you’re my mother
And that won’t ever change
It won’t ever change for all time
Because I am the very image of you…

Be my mother forever
Be well forever
You still have one more job left to do
And that’s to accept your son’s love and respect for you…

Rabu, 09 Februari 2011

Golongan 1.


Golongan 1

Golongan 1 ini diakhiri dengan huruf (dalam huruf hiragana) U, TSU, RU, MU, NU, BU, GU, KU, SU.
B1/Bentuk kamus B2/ -masu B3/ -nai -te kei (bentuk –te) -ta kei (bentuk –ta) Arti
Su’u Sui- Suwa- Sutte Sutta Menghisap
Tsukau Tsukai- Tsukawa- Tsukatte Tsukatta Menggunakan
Au Ai- Awa- Atte Atta Bertemu
Iu Ii- Iwa- Itte Itta Menyebut
Utau Utai- Utawa- Utatte Utatta Bernyanyi
Kau Kai- Kawa- Katte Katta Membeli
Toru Tori- Tora- Totte Totta mengambil
Nori Nori- Nora- Notte Notta Naik
Kiru Kiri- Kira- Kitte Kitta Menggunting
Hairu Hairi- Haira- Haitte Haitta Masuk
Tsukuru Tsukuri- Tsukura- Tsukutte Tsukutta Membuat
Kaeru Kaeri- Kaera- Kaette Kaetta Kembali
Aru Ari- Ara- Atte Atta Ada/punya
Suwaru Suwari- Suwara- Suwatte Suwatta Duduk
Motsu Mochi- Mota- Motte Motta Membawa
Matsu Machi- Mata- Matte Matta Menunggu
Tatsu Tachi- Tata- Tatte Tatta Berdiri
Yasumu Yasumi- Yasuma- Yasunde Yasunda Istirahat
Yomu Yomi- Yoma- Yonde Yonda Membaca
Nomu Nomi- Noma- Nonde Nonda Minum
Shinu Shini- Shina- Shinde Shinda mati
Yobu Yobi- Yoba- Yonde Yonda Memanggil
Asobu Asobi- Asoba- Asonde Asonda Bermain
Isogu Isogi- Isoga- Isoide Isoida Bergegas
Oyogu Oyogi- Oyoga- Oyoide Oyoide Berenang
Iku Iki- Ika- Itte Itta Pergi
Aruku Aruki- Aruka- Aruite Aruita Berjalan
Hataraku Hataraki- Hataraka- Hataraite Hataraita Bekerja
Kaku Kaki- Kaka- Kaite Kaita Menulis
Kiku Kiki- Kika- Kiite Kiita Mendengar
Kasu Kashi- Kasa- Kashite Kashita Meminjam
Naosu Naoshi- Naosa- Naoshite Naoshita Menyembuhkan
Hanasu Hanashi- Hanasa- Hanashite Hanashita Bercerita/berbicara

Nah, segitu dulu ya kata kerja golongan 1-nya. Sisanya kalian cari sendiri kemudian ubah sendiri ya hehehe… nggak mungkin dong saya nulis semuanya. Bisa-bisa nanti kalian bosen bacanya. Belum lagi kalian harus men-scroll halamannya. Capek kan? Saya yang nulis aja juga gitu hehehe…

Oke, supaya kalian ngerti cara ngubah kata kerjanya, yang pertama kalian harus tau huruf akhirannya. Yang kedua, saya jelasin deh. Jadi gini aturannya :

1. Semua kata kerja bentuk kamus jika diubah ke dalam bentuk –masu, bunyi ‘U’ berubah menjadi bunyi ‘I’. Contoh : wakarimasu (mengerti)
2. Semua kata kerja bentuk kamus jika diubah ke bentuk –nai, bunyi ‘U’ berubah menjadi bunyi ‘A’. Contoh : wakaranai (tidak mengerti).
3. Untuk kata kerja yang berakhiran U, TSU, RU jika diubah ke bentuk ‘-te’ akan berubah menjadi ‘-tte’ (dalam huruf hiragana って. Menggunakan tsu kecil). Contoh : wakatte(mengerti)
4. Untuk kata kerja yang berakhiran sda. jika diubah ke bentuk ‘-ta’ akan menjadi ‘-tta’ (dalam huruf hiragana った). Contoh : wakatta (sudah mengerti).
5. Untuk kata kerja berakhiran MU, NU, BU jika diubah ke bentuk ‘-te’ akan menjadi ‘-nde’. Contoh : yonde (membaca).
6. Untuk kata kerja berakhiran sda. jika diubah ke bentuk ‘-ta’ akan menjadi ‘-nda’. Contoh : yonda (sudah membaca)
7. Untuk kata kerja berakhiran GU jika diubah ke bentuk ‘-te’ akan menjadi ‘-ide’. Contoh : Oyoide (berenang).
8. Untuk kata kerja berakhiran sda. jika diubah ke bentuk ‘-ta’ akan menjadi ‘-ida’. Contoh : Oyoida (sudah berenang)
9. Untuk kata kerja berakhiran KU jika diubah ke bentuk ‘-te’ akan menjadi ‘-ite’ Contoh : Kaite (menulis)
10. Untuk kata kerja berakhiran sda. jika diubah ke bentuk ‘-ta’ akan menjadi ‘-ita’. Contoh : Kaita (sudah menulis)
11. Untuk kata kerja berakhiran SU jika diubah ke bentuk ‘-te’ akan menjadi ‘-shite’. Contoh : hanashite (berbicara).
12. Untuk kata kerja berakhiran sda. jika diubah ke bentuk ‘-ta’ akan menjadi ‘-ta’. Contoh : hanashita (sudah membaca)

Kapan kita menggunakan bentuk-bentuk seperti itu?

1. Bentuk –MASU adalah bentuk sekarang atau bentuk akan. Contoh : watashi wa anata o yobimasu (saya akan memanggilmu). Bentuk ini juga berfungsi sebagai penutup kalimat. Inget ya, kata kerja bentuk apapun nggak boleh ditaruh di depan jika mau ditambahkan objek. Contoh : koohii o nomimasu (minum kopi)
2. Bentuk –NAI adalah bentuk ‘tidak’. Biasanya bentuk ini digunakan dalam kondisi informal. Kita menggunakan bentuk ini sebagai bahasa pergaulan. Inget, untuk orang yang kedudukannya lebih tinggi dari kita tidak boleh menggunakan bentuk ini. Di anime-anime sering bermunculan kata kerja bentuk –NAI kan?
3. Bentuk ‘-TE’ adalah sebagai penyambung kalimat atau kata. Contoh : watashi wa Nihon-go o wakatte, dekimasu (saya mengerti dan bisa bahasa Jepang). Bentuk ini juga digunakan dalam bentuk ‘sedang’ dan ‘kebiasaan’ (ditambahkan imasu). Contoh : watashi wa manga o yonde imasu (saya sedang membaca komik).
4. Bentuk ‘-TA’ adalah bentuk sudah. Bentuk ini juga digunakan dalam kondisi informal. Jadi, jika dijadikan bentuk sambung-bentuk sudah kurang tepat. Sebaiknya digunakanlah bentuk ‘-te’ dan akhirannya bentuk ‘-mashita

Senin, 07 Februari 2011

Belajar dari Novel Totto Chan

Kemarin saat aku sedang berangkat kerja sekitar pukul 08.00 WIb, kudapati seorang anak SMP sedang bergerombol di taman dekat tempat kerjaku, iseng-iseng kutanya "kok jam segini sudah pulang?" lantas salah satu dari mereka menjawabab "bolos", "lho kok bolos" tanya ku lagi, "gurunya gak asyik".
Sedikit sakit hati ini mendengar kata-kata dari anak-anak sekolah itu, padahal sebentar lagi UN akan segera di gelar. Belum lagi orang tua yang banting tulang siang dan malam mencarikan biaya buat mereka, mereka malah tidak sungguh-sungguh dalam mencari ilmu, sebenarnya jika ada pernyataan seperti itu, kesalahan terletak dimana, apa karena muridnya yang malas atau karena sebab lain.
Jika anda adalah seorang pendidik saya sarankan anda membaca buku terjemahan yang berjudul Totto chan yang ditulis oleh Tetsuko Kuroyanagi, tetapi jika anda tidak sempat membacanya akan saya berikan sedikit sinopsisnya.
Cerita ini bersetting di Jepang yang merupakan kisah nyata dari si penulis yang terjadi pada massa perang dunia II.
Bermula dari seorang gadis cilik yang masih duduk di bangku kelas 1 SD yang bernama Totto Chan, suatu hari Totto Chan berdiri di jendala sekolah sambil melihat burung-burung yang yang berada di luar jendela, sesekali dia seperti berbincang-bincang sendiri dengan burung-burung tersebut, hingga akhirnya guru yang mengajarnya merasa kesal karena menganggap Totto Chan anak yang nakal, hingga pada akhirnya Totto Chan di keluarkan dari sekolah. Kemudian ibunya menyekolahkan dia pada suatu sekolah yang sekolah ini unik, karena mereka yang sekolah di situ belajar di gerbong kereta api, selain itu setiap anak boleh memilih pelajaran apa saja yang disukai untuk dipelajari pada hari itu, jadi tidak dikenal jadwal pelajaran di sekolah Totto chan yang baru, jika hari ini ingin belajar menggambar, ya silahkan.
Hingga pada suatu hari dompet kesayangan Totto-chan jatuh di lubang pembuangan kakus di sekolah. Gadis cilik yang baru saja dikeluarkan dari sekolah lamanya karena dianggap badung itu, menciduk kotoran yang ada di lubang penampungan kakus sembari berharap menemukan dompetnya. Namun sampai bel pelajaran sekolah berbunyi dan tumpukan kotoran telah meninggi, dompet belum juga ketemu. Pada saat itu muncullah Kepala Sekolah. Hebatnya dia sama sekali tidak memarahi Totto-chan. Bahkan menganggapnya sedang melakukan pekerjaan penting.

Tumpukan kotoran di tanah sudah cukup tinggi ketika Kepala Sekolah kebetulan lewat.
“Kau sedang apa?” tanyanya kepada Totto-chan
“Dompetku jatuh,” jawab Totto-chan, sambil terus mencedok. Ia tidak ingin membuang waktu.
“Oh, begitu,” kata Kepala Sekolah, lalu berjalan pergi, kedua tangannya bertaut di belakang punggung, seperti kebiasaannya ketika berjalan-jalan.
Waktu berlalu, Totto-chan belum juga menemukan dompetnya. Gundukan berbau busuk itu semakin tinggi.
Kepala Sekolah datang lagi. “Kau sudah menemukan dompetmu?” tanyanya.
“Belum,” jawab Totto-chan dari tengah-tengah gundukan. Keringatnya berleleran dan pipinya memerah.
Kepala sekolah mendekat dan berkata ramah, “Kau akan mengembalikan semuanya kalau sudah selesai kan?”. Kemudian pria itu pergi lagi seperti sebelumnya.
“Ya,” jawab Totto-chan riang, sambil terus bekerja (hal. 57 – 58).

Alih-alih memarahi Totto-chan, Kepala Sekolah memilih menanyakan kesediaan Totto-chan mengembalikan kotoran ke dalam kakus. Tidak melarang Totto-chan melanjutkan “proyeknya”, namun mengajarkan tanggung jawab kepada murid kecilnya. Tidak ada kemarahan, tidak juga hardikan, yang ada adalah pengertian mendalam terhadap alasan tindakan seorang anak. Buat siswa kelas satu SD, menciduk kotoran dari lubang penampungan kakus bukanlah hal yang aneh, apalagi bila hal itu dilakukan untuk mencari dompet yang jatuh ke kakus.

Kepala Sekolah berusaha menjaga agar bibit-bibit keberanian mengambil tindakan yang mulai tumbuh di dalam jiwa muridnya tidak mati. Biar kelak saat umurnya bertambah, si anak akan memiliki kepercayaan terhadap kemampuan diri sendiri dalam menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapinya. Sebuah tindakan yang dilandasi empati luar biasa terhadap perkembangan kepribadian seorang anak.

Tomoe Gakuen adalah sebuah sekolah unik yang didirikan di Jepang pada tahun 1937. Sekolah itu menerapkan cara belajar yang menarik. Di awal jam pelajaran Guru membuat daftar soal dan pertanyaan tentang pelajaran hari itu. Murid-murid boleh memilih urutan mata pelajaran sesuai keinginannya. Bila mengalami kesulitan, mereka boleh berkonsultasi dengan guru kapan saja. Dalam satu ruangan kelas setiap murid memiliki aktifitas yang berbeda-beda sesuai keinginannya. Bagi yang suka menggambar akan mulai dengan menggambar, murid yang suka fisika akan memulai harinya dengan menggeluti alat-alat laboratorium. Alhasil sekolah menjadi tempat yang menyenangkan. Disamping menyenangkan, metode mengajar tersebut membuat murid-murid merasa dihargai, dan diberi kebebasan memilih sehingga keberanian mengambil keputusan akan berkembang,

Pemupukan kepercayaan diri juga dilakukan terhadap anak-anak yang memiliki hambatan fisik yang kebetulan bersekolah di Tomoe. Perlombaan pada saat perayaan Hari Olahraga di Tomoe sepertinya dirancang sedemikian rupa sehingga mereka dapat ikut serta. Bahkan dapat menjadi pemenang! Takahashi, seorang murid yang tubuh, tangan dan kakinya berukuran pendek, mampu meraih juara umum. Kaki dan tangan Takahashi yang pendek membantunya memenangkan bermacam-macam lomba, seperti perlombaan menaiki tangga yang anak tangganya tersusun rapat, dan perlombaan merayap ke dalam ikan karper yang terbuat dari kain. Perlombaan yang berhasil membuat seorang anak yang memiliki hambatan fisik merasa dirinya mampu berprestasi seperti anak-anak lainnya.

Bahkan saking ingin menjaga mental anak didiknya, Kepala Sekolah pernah memarahi seorang guru yang pada saat menerangkan pelajaran biologi menanyakan pada seorang anak, apakah anak itu masih punya ekor. Pertanyaan yang wajar ditanyakan seorang guru saat pelajaran. Pertanyaan yang biasa saja bila ditujukan kepada anak normal. Namun pertanyaan tersebut kebetulan ditujukan pada seorang anak yang mengalami kelainan pada pertumbuhan tubuhnya. Kepala Sekolah tak ingin perkembangan jiwa si anak terganggu, karena merasa dirinya dianggap makhluk aneh.

Kelebihan lain Tomoe Gakoen adalah pelajaran praktek yang langsung dibimbing seorang ahli di bidangnya. Seperti yang dialami Totto-chan pada saat Kepala Sekolah memperkenalkan seorang guru baru kepada murid-murid.
Saat memandangi guru itu, Totto-chan merasa pernah melihatnya. “Dimana, ya?” ia berusaha mengingat-ingat. Wajah pria itu ramah, terbakar matahari, dan penuh kerutan. Ia merasa telah sering melihat pipa ramping yang tergantung pada tali hitam yang berfungsi sebagai ikat pinggang itu. Tiba-tiba Totto-chan ingat!
“Bukankah Anda petani yang mengolah ladang dekat anak sungai itu?”tanyanya riang pada si pria.
“Benar,” kata “Guru Baru” itu sambil tersenyum lebar (hal. 177 -178).

Kepala Sekolah menghargai kompetensi Si Petani untuk mengajarkan pada murid-murid tentang cara bertani yang baik. Perhatikan reaksi Kepala sekolah ketika Si Petani tersebut menolak disebut “Guru” oleh anak-anak Tomoe. Reaksi yang menunjukkan penghormatan terhadap kompetensi seseorang :

“Oh, itu tidak benar. Dia guru. Dia Guru Pertanian Kalian,” kata Kepala Sekolah yang berdiri di samping petani itu. “Dengan senang hati Dia setuju untuk mengajari Kalian bagai mana cara bercocok tanam. Ini seperti mendapatkan pembuat roti untuk mengajari Kalian caranya membuat roti. Nah, dengar,” katanya kepada Petani itu, “Katakan kepada Anak-anak apa yang harus Mereka lakukan, lalu Kita akan mulai sekarang juga.” (hal 178).

Susunan buku yang mirip sekumpulan cerita pendek, ditulis secara kronologis, namun dapat dibaca terpisah, sangat memudahkan pembaca yang hanya memiliki sedikit waktu luang. Alur cerita yang menarik yang dibumbui tingkah laku lucu seorang anak, teknik penterjemahan yang bagus dan pembagian buku menjadi bagian-bagian cerita yang panjangnya kebanyakan kurang dari 4 halaman, membuat buku ini enak dibaca dan mudah dimengerti, termasuk bagi anak-anak.

Benar-benar sekolah yang mempunyai sistem kurikulum yang menarik, tidak akan pernah kita dapati di Indonesia, meskipun itu di sekolah alam. Untuk membuat murid pintar memang tidak harus melalui cara yang otoriter, tetapi justru dengan cara yang menyenangkan ilmu akan lebih mudah masuk ke dalam otak anak didik.

Sabtu, 05 Februari 2011

bunga

adjektive

Adjektiva-i

Adjektiva-i dinamakan begitu karena selalu diakhiri hiragana i (い). Ini adalah okurigana yaitu bagian akhir kata yang bisa berubah bentuk. Cara menggunakannya sangat mudah karena tidak perlu disisipi apa-apa:
1) 広い空
hiroi sora
langit luas

広い (hiroi): luas
空 (sora): langit

2) 新しい本
atarashii hon
buku baru

新しい (atarashii): baru
本 (hon): buku

Tapi kamu juga perlu hati-hati karena beberapa adjektiva-na diakhiri hiragana i. Untungnya, saya rasa yang akan kamu temui hanyalah kirei (cantik, rapi) dan kirai (benci). kirei hanya terlihat seperti adjektiva-i jika ditulis dengan hiragana (きれい). Kalau ditulis dengan kanji (綺麗), jelas bahwa sebetulnya tidak ada い yang menguntit. kirai yang ditulis dengan kanji (嫌い) memang berakhiran い karena dia diturunkan dari kata kerja kirau (嫌う, membenci).
Adjektiva-na

Adjektiva-na dinamakan begitu karena kita perlu menambahkan na padanya agar bisa menggambarkan nomina:
3) きれいなとこ
kirei na toko
tempat indah

きれい (kirei): indah
とこ (toko): tempat

4) 静かな朝
shizuka na asa
pagi hening

静か (shizuka): hening
朝 (asa): pagi

Mudah kan?
Merantai banyak adjektiva

Untuk menggambarkan suatu nomina dengan banyak adjektiva, jejerkan saja mereka sebelum nominanya:
5) 安い新鮮な魚
yasui shinsen na sakana
ikan yang murah dan segar

安い (yasui): murah
新鮮 (shinsen): segar
魚 (sakana): ikan

Tentunya dengan urutan yang lain juga bisa:
6) 新鮮な安い魚
shinsen na yasui sakana
ikan yang segar dan murah

Proses adjektiva yang memodifikasi nomina bisa digambarkan seperti berikut:

Di bahasa Jepang terdapat dua jenis adjektiva yaitu adjektiva-i dan adjektiva-na. Ciri adjektiva-i adalah diakiri hiragana i, namun perlu diingat bahwa kirei dan kirai adalah adjektiva-na. Adjektiva-na perlu ditambahi na sebelum bisa memodifikasi nomina.
Lampiran: daftar kata

Kata-kata yang tadi muncul sebagai contoh didaftar di sini.

広い (hiroi): luas
空 (sora): langit
新しい (atarashii): baru
本 (hon): buku
綺麗 (kirei): cantik, rapi
嫌い (kirai): benci
嫌う (kirau): membenci
とこ (toko): tempat
静か (shizuka): hening
朝 (asa): pagi
安い (yasui): murah
新鮮 (shinsen): segar
魚 (sakana): ikan

Selasa, 01 Februari 2011

Atashi no machi ni.

Watashi no uchi ie wa ii tokoro desu. Watashi no uchi ie wa Trenggalek, Jawa Timur, Indonesia no chisaii machi ni arimasu. Atashi ga umareta. Namae mo kikaretemo wakaranai. Kyoukasho ni kaitearu koto dake ja wakaranai. Terebi de ha utsusenai rajio de mo nagasenai. Demo dare yori dari yori mo shitteiru. Watashi wa iri no basho wa prigi hama. Sukushi zutsu kawatteyuku kono hawa wo. Yogoreteku sango mo hetteyuku sakana mo. Suna ni mamirete nami ni yurarete. Doushitara ii no ka wakaranai. Itsu no hi ka kono machi wo hanareteku.